Selasa, 27 Mei 2014

Pria Itu

Pria itu, biasanya dia lebih memilih diam. Pekerjaannya hanya tidur di kelas, lebih banyak menyendiri. Irit kata.

Kau tahu?

Sebagian besar orang , termasuk aku, berpikir bahwa dia adalah orang yang sangat membosankan.

Bagaimana tidak? Aku sering mendengar jawaban singkatnya itu begitu ia ditanya mengenai sesuatu. Seakan tidak ada minat. Seakan tidak pernah peduli.

Dia akan menjawab, "ya.''

Atau, ''tidak.''

Begitu juga dengan, ''tidak tahu.''

Atau bahkan, ''bukan urusanku''

Aku paling benci dengan respon singkat. Mengapa dia begitu dingin? Atau dia sedang berusaha sok keren? Sayang sekali, tuan.
Bahkan aku tidak pernah jatuh pada pesonamu, apa masih pantas aku memanggilmu keren?

Dan pagi itu, aku sebangku dengannya. Yah, seperti yang kau tahu. Ini pasti suatu kebetulan yang menyebalkan. Mungkin semalam aku terlalu terbuai dalam mimpi indah, sehingga aku harus berhadapan dengannya.

Mungkinkah hukum alam? Hukum yang menjelaskan bahwa ada hal buruk yang akan datang padamu jika kau terlalu terbuai dalam kebahagiaan.

Anggap saja begitu.

Dan kau tahu?
Bahkan saat dia bersamaku, dia lebih banyak berbicara. Tidak seperti biasanya. Wajah datar dengan respon yang datar, hal itu seakan hilang tertelan ombak.

Lebih parahnya lagi, apa yang terjadi pagi itu telah berhasil membuatku yang banyak bicara ini, menjadi terbungkam.


Transparent Butterfly

Tidak ada komentar:

Posting Komentar