Rabu, 20 November 2013

Kau Adalah Kurungan

"Kenapa kau mengibaratkanku sebagai langit?"

Sang lawan bicara yang hendak meminum air putih pun tiba-tiba berhenti.

"Karena namamu Takahiro" Jawabnya santai, kemudian melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti.

"Pasti ada alasan lain"

Ia terdiam dan masih meneguk air putihnya.

"Sudah kuduga"

Seseorang yang memiliki nama Takahiro pun melengos. Ia menengadahkan kepalanya.

"Bagaimana tidak... Kau selalu merasa bebas, walau kau sebenarnya berada dalam kurungan"

Takahiro terkesiap mendengarnya. Ekspresi heran tergambar betul di alisnya yang tertaut

"kurungan tak terlihat?" tanyanya.

"Tidak. Kau saja yang berusaha tidak tahu apa-apa tentang kurungan itu"

Semuanya terdiam. Dalam beberapa menit, kesunyian menyelimuti percakapan mereka.

"Bukankah sebenarnya kau merasa terganggu dengan hal itu?"

"Tidak juga"

Ia menghela nafas pendek.

"Kau selalu saja memendamnya. Terlalu lama memendam sakit dan membohongi diri sendiri adalah menyiksa diri dengan cara yang tidak biasa" ucapnya sambil menyisir rambut dengan jari-jari tangannya.

"dasar sok tahu"

"Aku bicara apa adanya"

Takahiro melotot sebal.

"kau selalu mengada-ada"

"kau saja yang sok tegar"

Takahiro berada di ambang batas kesabarannya. Ia mendecih dan mengalihkan pandangan.

"Kali ini kau menang"

Sang lawan bicara tersenyum penuh kemenangan.

"Tapi tidak disaat kau mengetahui bahwa kurungan itu adalah kau sendiri, kakakku yang sok tahu" ucap Takahiro sinis.

Ia berlari meninggalkan kakaknya yang diam mematung, yang sejurus kemudian berjongkok dan mengacak-acak rambutnya sendiri.

"ck... Ternyata dia memang peka"


Transparent Butterfly

Tidak ada komentar:

Posting Komentar